Mediapustaka.id – Life history merupakan sebuah pendekatan kualitatif yang dirancang khusus untuk membantu para peneliti memahami makna yang mendalam dan komprehensif dalam kehidupan manusia.
Pendekatan life history berguna dalam mengidentifikasi pola budaya yang mungkin telah mempengaruhi orang sepanjang hidupnya dan yang mengatur berbagai keputusan yang telah dibuatnya dalam kehidupan (Campbell, 1999).
Konsep
Life history adalah sebuah teknik untuk mengungkap makna dibalik pengalaman kehidupan tokoh (Campbell, 1999). Tokoh yang dipilih dalam penelitian ini setidaknya dapat mencerminkan: berhasil dibidangnya, mempunyai karya monumental, mempunyai pengaruh pada masyarakat, diakui oleh masyarakat (Shodiq, 2014)
Pendekatan life history digunakan untuk menambah kajian penelitian di bidang ilmu perpustakaan dan informasi.
Life History vs Biografi
Banyak beredar buku-buku biografi orang terkenal di toko buku. Mereka yang menceritakan sejarah seseorang dari kecil hingga dewasa, sejarah karir, dan prestasinya. Akan tetapi life history bukan sejarah. Life history mengarah pada refleksi individu yang pernah mengalami turning point.
Contoh turning point seperti: individu mengalami kecelakaan, perceraian orang tua, atau mendapat wangsit sehingga tadinya berprofesi sebagai bankir beralih menjadi instruktur senam, atau teknik sipil tiba-tiba menjadi pustakawan (Dewi, 2019).
Dari ‘trauma’ tersebut ia mendapatkan pencerahan, ternyata hidup itu seperti ini ya-saya perlu berubah. Dari pengalaman orang, kita juga bisa melihat organisasi tempatnya bekerja. Refleksi tersebut menciptakan makna. Penelitian kualitatif adalah menemukan makna. Kalau membaca biografi, adakah pembaca mendapatkan makna hidup (atau makna tertentu lainnya)? Biografi lebih ke historiografi (Dewi, 2019).
Pengumpulan data
Pengumpulan data life history serupa pengumpulan pada kajian kualitatif dapat dilakukan dengan wawancara mendalam, penggunaan catatan tertulis dan dokumen.
Penelitian Life History berfokus pada pemahaman dan pengumpulan peristiwa individu, maka triangulasi sangat penting peranannya untuk memperoleh data yang akurat dan valid dan terhindar dari subjektivitas, maka peneliti perlu mengumpulkan data sebagai berikut:
- Laporan/catatan lisan dari kehidupan partisipan yang dinarasikan oleh partisipan itu sendiri.
- Data wawancara digunakan untuk menyempurnakan dan membantu dalam memahami sejarah lisan (oral history).
- Pengumpulan dokumen apa saja (misalnya, buku harian, surat, arsip sekolah, dokumen hukum, kliping koran) yang menguatkan atau bertentangan dengan kehidupan para narrator.
- Wawancara pihak ketiga dengan orang lain untuk memberikan informasi tambahan atau interpretasi alternatif.
- Referensi dan perbandingan dengan penelitian dan contoh lain.
- Analisis dan perbandingan di berbagai sumber (Kouritzin, 2009)
Teknik analisis data
Peneliti dapat menggunakan teknik analisis data life history model Campbell (1999) mulai dari:
1. People life
Kehidupan tokoh, tokoh yang diperiksa kehidupannya adalah orang-orang terkenal (atau tidak terkenal) atau orang-orang yang menjadi peserta (dengan sukarela atau tidak).
2. Listening to and Creating the Story
Mendengarkan tokoh bercerita tentang kehidupan mereka dan mendapatkan pemahaman yang lebih kaya tentang perilaku tokoh. Kisah tokoh dipilih untuk menceritakan kehidupan yang dijalaninya, diceritakan selengkap dan sejujur mungkin apa yang diingatnya dan apa yang ingin untuk diketahui orang lain.
Cerita penting kehidupan dipilih (turning points) untuk dibagikan kepada orang lain.
3. Interpreting the Story
Kisah hidup tokoh dikumpulkan dan ditafsirkan. Intepretasi dilakukan dengan cara berikut.
- open coding – pengkategorisasian fenomena khusus
- axial coding – kategorisasi tersebut dikaitkan dengan skenario teoritis yang telah disiapkan,
- selective coding – penarikan kesimpulan dari data yang dikumpulkan
Keabsahan data
Keabsahan data dalam penelitian life history untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh betul-betul dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Shodiq, 2014).
Strategi yang dapat digunakan yaitu dengan triangulasi data, melakukan tanya-jawab dengan sesama rekan peneliti, dan mengajak seorang auditor untuk me-riview keseluruhan proyek penelitan (Creswell, 2016).
Contoh
Fitriani, D. N. (2019). Studi Life History Blasius Sudarsono.April. https://ejournal.perpusnas.go.id/mp/article/view/203
Penelitian Fitriani (2019) berupaya menggali kehidupan tokoh Blasius sudarsono, pemikiran, tindakannya dalam kontribusinya terhadap kepustakawan Indonesia,
Referensi (buku)
- Creswell, J. W. (2016). Research Design:Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif, dan campuran (A. Fawaid & R. K. Pancasari (penerj.); 4 ed.). Pustaka Pelajar.