Mediapustaka.id – Analisis framing adalah area penelitian berkembang pesat, mendominasi dalam konferensi dalam di bidang Komunikasi serta hampir tidak ada jurnal komunikasi diterbitkan hari ini tanpa studi menggunakan analisis data framing (D’Angelo & Kuypers, 2010 dalam Indraji & Mayesti (2018).
Teori framing berbicara tentang seleksi isu yang dimasukkan ke atau dikeluarkan dari wacana. Menurut framing, dalam wacana berlangsung proses pemilihan fakta mana yang mau diangkat, fakta mana yang mau disembunyikan, atau fakta mana dihilangkan sama sekali. Wacana menurut framing terdiri dari sejumlah komponen yang diisi dengan fakta-fakta pilihan itu (Hamad, 2007)
Analisis data framing disajikan sebagai pendekatan konstruktivis untuk memeriksa wacana berita dengan fokus utama pada konseptualisasi teks berita ke dalam dimensi yang dapat dioperasionalkan secara empiris (struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris) sehingga bukti framing media berita tentang masalah dalam teks berita dapat terkumpul (Pan & Kosicki, 1993).
Konsep Framing
A Sociological Conception
Melihat konstruksi sosial atas realiatas. Frame dipahami sebagai proses bagaiman individu mengklasifikasikan, mengorganisasikan dan menafsirka pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya. Frame disini berfungsi membuat realitas menjadi teridentifikasi, dipahami dan dapat dimengerti karena sudah dilabeli dengan label tertentu.
A Psychological Conception
Framing dipandang sebagai penempatan informasi dalam konteks yang unik sehingga elemen-elemen tertentu dari masalah mendapatkan alokasi yang lebih besar dari sumber daya kognisi individu. Konsekuensinya, elemen yang dipilih menjadi penting dalam mempengaruhi penilaian individu atau membuat kesimpulan.
Konsepsi yang tumpang tindih dari berbagai disiplin ilmu menunjukkan bahwa framing berfungsi sebagai “struktur internal dalam pikiran” dan “perangkat yang melekat dalam wacana politik”.
Dalam media, framing karenanya dipahami sebagai perangkat kognisi yang digunakan dalam informasi untuk membuat kode, menafsirkannya, dan menyimpananya untuk dikomunikasikan dengan khalayak yang semua dihubungkan dengan konvensi, rutinitas, dan praktik kerja profesional wartawan.
Framing dapat dimaknai sebagai strategi atau cara wartawan mengkonstruksi dan memproses wacana peristiwa untuk disajikan ke khalayak (Pan & Kosicki, 1993) .
Unit analisis
Data yang dihimpun bersifat subjektivis, temuan pada level naskah menjadi pengantar dalam menemukan sesuatu yang menjadi perasaan/keinginan si pembuat naskah (Hamad, 2007)
Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian dalam isi tulisan, unit analisis berupa kata prakata atau symbol. Terdapat pula tema (pernyataan yang tegas mengenai subjek), termasuk artikel atau cerita (Arikunto, 2002:121 dalam Saputri, 2015)
Unit analisis berupa kata atau frasa dalam kalimat, leksikon, grafis, metaphor dan pengandaian (Pan & Kosicki, 1993).
Unit analisis, suatu konsep yang ditekankan pada suatu naskah. Contohnya pemanfaatan perpustakaan, scene-scene yang diambil adalah yang merepresentasikannya.
Penjaringan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: Menganalisis naskah dengan satu/lebih metode analisis wacana; Menelusuri (wawancara mendalam) proses kelahiran naskah kepada si pembuat naskah; Menggali konteks/sejarah (data sekunder) produksi naskah (Hamad, 2007)
Pengumpulan data dengan mengumpulkan naskah yang dibutuhkan, membaca keseluruhan & mencatat/menandai hal penting, memilah poin penting sesuai dengan perumasan masalah dan tujuan penelitian (Indraji & Mayesti, 2018).
Wujud bentuk naskah seperti text (berita, fitur, arikel opini, novel, dsb.), talks (rekaman wawancara, obrolan, pidato, dsb.), act (lakon drama, tarian, film, defile, demonstrasi, dsb.), artifact (bangunan, lanskap, fashion, puing, dsb.). Naskah dapat ditemukan di media cetak, audio, film, alam (lanskap dan bangunan), discourse (drama) (Hamad, 2007)
Teknik Analisis Data
Teknik analis data framing Pan & Kosicki (1993) merupakan salah satu model framing digunakan dalam menganalisis teks media. Model framing Pan & Kosicki adalah salah satu model yang paling populer dan banyak dipakai (Eriyanto, 2015).
Model analisis framing lain seperti Gamson dan Modigliani; Van Dijk; Entman; Ibnu Hamad (Hamad, 2007); Edelman (Eriyanto, 2015);
Berikut langkah-langkah teknik analisis data framing Pan & Kosicki (1993).
Syntactical Structures
Susunan kata atau frasa dalam kalimat. Mengacu pada pengorganisasian bagian-bagian struktur yang berutan yaitu headline, lead, episodes, background, dan closure.
Script Structures
Cara bercerita yang dipakai oleh wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bentuk berita (Kelengkapan berita : 5W+1H)
Thematic Structures
Melihat bagaimana fakta ditulis, kalimat yang dipakai, serta menampatkan dan menulis sumber kedalam teks berita secara keseluruhan. Terdiri dari ringkasan (headline, lead, & closure) dan Isi teks ( bukti yang mendukung hipotesis, episode, latar belakang, dan kutipan dalam bentuk artikel berita.
Rhetorical Structures
Digunakan oleh wartawan untuk menekankan fakta yang diberikan. Terdiri dari leksikon, grafis dan metafora (Pan & Kosicki, 1993)
Langkah-langkah melakukan analisis framing
- Pilih satu/serangkaian naskah yang akan dianalisis;
- Gunakan teori subtantif yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian;
- Pakailah teori wacana yang sejalan dengan metode analisis wacana yang digunakan;
- Pilih paradigma penelitian yang akan digunakan;
- Tetapkan tipe analisis yang akan digunakan; Naskah/Cda
- Jika semuanya telah ditetapkan dan dipandang sudah cocok, bacalah naskah dengan metode analisis dan berikan arti atau maknanya.
- Tafsirkan hasil analisis tersebut dengan cara berpikir sesuai paradigm, kemudian tarik kesimpulan (Hamad, 2007)
Contoh
Perumusan masalah : pemanfaatan perpustakaan dalam serial animasi
Tujuan: melihat fungsi perpustakaan, tokoh–tokoh utama dalam memanfaatkan perpustakaan, mengapa tokoh bergabung di klub perpustakaan dalam serial animasi
Teori Subtantif: Perpustakaan sekolah; serial animasi jepang; klub perpustakaan. Teori Wacana : Teori Framing, Paradigma yang digunakan : Konstruktivis
Metode analisis framing : Fairhurst (2005). Adapun perangkat framing nya meliputi Metaphor; Stories (myths, legends); Tradition (rituals, ceremonies); Slogan, jargon, catchphrase; Artifact; Contrast; dan Spin.
- Metaphor: Melakukan perumpamaan dan pengandaian melalui perbandingan dengan hal lain.
- Stories (myths, legends): menganalis melalui narasi dengan cara yang jelas dan mudah diingat.
- Tradition (rituals, ceremonies): Menganalisis adat istiadat budaya yang memberi makna penting di dunia nyata, sangat terkait dengan artefak.
- Slogan, jargon, catchphrase: menganalis objek dengan frasa yang mudah diingat agar lebih berkesan dan bisa berhubungan.
- Artifact: menganalisis dengan nilai simbolis intrinsik dan fenomena visual / budaya yang lebih memiliki makna daripada objek itu sendiri.
- Contrast: mendeskripsikan suatu objek tersebut benar atau salah.
- Spin: menyajikan sebuah konsep sedemikian rupa untuk menyampaikan penilaian (positif/negatif) yang mungkin tidak segera terlihat; untuk menciptakan prasangka yang melekat menurut definisinya.
Riview contoh penelitian framing
Temuan penelitian memperlihatkan fungsi perpustakaan sebagai sarana yang mendukung kreativitas siswa, tempat nyaman bagi siswa, tempat diskusi, dan jasa konsultasi, khusunya klub perpustakaan. Alasan tokoh bergabung di klub perpustakaan yaitu pesan email yang dikrimkan oleh tokoh utama, untuk memecahkan masalah. Perpustakaan dapat memanfaatkan animasi untuk promosi, dan membuat klub perpustakaan.
Temuan ini didapat mencermikan fakta mana yang mau diangkat, dalam hal ini pemanfaatan perpustakaan. Lebih lanjut Hamad (2007) menjelaskan framing, dalam wacana berlangsung tidak hanya proses pemilihan fakta mana yang mau diangkat tetapi fakta mana yang mau disembunyikan, atau fakta mana dihilangkan sama sekali perlu diangkat pula, dalam hal ini belem terlihat dalam temuan peneliti.
Latar belakang, keterkaitan antara teori pemanfaatan perpustakaan dan serial animasi belum terlihat. Pembaca sulit memahami alasan pemilihan serial aminasi.
Tinjauan literatur dan pembahasan belum menjabarkan secara detail definsi anime, realitas anime di masyarakat jepang (imajinasi creator/realitas), persamaan kebudayaan jepang dan Indonesia, dalam mengelola klub perpustakaan
Analisis yang dilakukan pada level naskah. Pengumpulan data hanya pada nashka (serial animasi yang dipilih). Lebih lanjut penelitian dapat menggunakan analisis multilevel yaitu CDA Fairclough (konteks) / Wodak (historis).
Pengumpulan data analisis fairclough, naskah dan melalui: 1) makro (wawancara mendalam dengan pembuat naskah, orang ahli, data sekunder dan penelusuran litetur relevan dengan tema penelitian); 2) Meso (observasi partisipatif, wawancara mendalam, data sekunder terkait pembuat naskah); 3) mikro (satu/lebih metode analisis naskah (sintagmatik/paradigmatic)
Pengumpulan data analisis wodak, naskah dan melalui: 1) wawancara mendalam dengan pembuat naskah; riwayat hidup pembuat teks; observasi partisipatif, data sekunder terkait pembuat naskah; satu/lebih metode analisis naskah (sintagmatik/paradigmatic)
Peneliti hanya mencantumkan bahwa serial animasi “Daitoshokan no Hitsujikai (A Good Librarian Like A Good Shepherd) ditampilkan di televisi, televisi mana? Didaftar pustaka tidak mencatumkan laman unduhan, sehingga pembaca harus mencari sendiri untuk dapat menontonnya.
Daftar referensi (Buku)
Eriyanto (2015). Analisis framing: konstruksi, ideologi, dan politik media. Cet. 6. Yogyakarta: LKiS.