7 Cara Menemukan dan Menentukan Gap Penelitian

Salah satu masalah peneliti dalam menyusun penelitian yakni menemukan dan menentukan kesenjangan atau gap penelitian (research gap).  Menurut Miles (2017), ada tujuh jenis gap penelitian yang bisa dijadikan landasan dasar untuk meneliti suatu topik penelitian atau disebut juga urgensi penelitian. Berikut ini penjelasannya.

Kesenjangan Bukti (evidence gap)

Berkaitan dengan temuan penelitian baru bertentangan dengan kesimpulan yang diterima secara luas. Kesenjangan ini melibatkan kontradiksi dalam temuan penelitian sebelumnya.

Contoh: Penelitian 1 menyatakan bahwa mengonsumsi minuman bersoda dapat membahayakan kesehatan, sementara penelitian 2 menyatakan bahwa minuman bersoda tidak memiliki efek yang signifikan terhadap kesehatan. Kesenjangan ini merupakan pengecualian yang provokatif karena hasil penelitian bertentangan dengan kesimpulan yang diterima secara luas sebelumnya.

Kesenjangan Pengetahuan (knowledge gap)

Pengetahuan mungkin tidak ada dalam bidang teori dan literatur aktual dari domain penelitian terkait. Mungkin hasil penelitian berbeda dari yang diharapkan.

Contoh: Dalam literatur terdahulu tentang efektivitas terapi meditasi untuk mengurangi stres, para peneliti telah menunjukkan bahwa meditasi efektif dalam menurunkan tingkat stres pada individu. Namun, hasil penelitian kami yang baru saja selesai dilakukan menunjukkan bahwa terapi meditasi tidak memiliki efek signifikan dalam menurunkan tingkat stres pada kelompok sampel kami.

Ini menunjukkan adanya kesenjangan pengetahuan tentang apakah terapi meditasi efektif dalam mengurangi stres pada semua individu atau hanya pada kelompok tertentu.

Kesenjangan Konflik Pengetahuan-Praktis (practical-knowledge gap)

Muncul ketika perilaku aktual para profesional berbeda dari perilaku yang mereka anjurkan. Dalam hal ini, penelitian dapat berupaya menentukan ruang lingkup konflik dan mengungkap alasan keberadaannya.

Contoh: Penelitian pertama menemukan bahwa pemberian vitamin C secara teratur dapat mencegah flu. Namun, penelitian kedua tidak menemukan hubungan apa pun antara pemberian vitamin C dan mencegah flu. Ini merupakan kesenjangan konflik pengetahuan-praktis karena banyak orang sering mengonsumsi vitamin C untuk mencegah flu, tetapi hasil penelitian kedua tidak menemukan bukti bahwa hal itu efektif.

Kesenjangan Metodologis (methodology gap)

Kesenjangan ini mengatasi konflik dengan metode penelitian dalam studi sebelumnya dan menawarkan jalur penelitian baru yang berbeda dari metode penelitian tersebut.

Contoh: Penelitian pertama menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data dari responden tentang tingkat kepuasan mereka terhadap layanan kesehatan di klinik. Penelitian kedua menggunakan wawancara mendalam dengan dokter dan perawat di klinik yang sama untuk mengetahui penyebab rendahnya tingkat kepuasan pasien. Hasil dari penelitian pertama menunjukkan tingkat kepuasan pasien yang cukup tinggi, sementara hasil penelitian kedua menunjukkan tingkat kepuasan yang rendah.

Kesenjangan ini terjadi karena penelitian pertama menggunakan kuesioner yang mungkin tidak memberikan gambaran yang akurat tentang kepuasan pasien, sementara penelitian kedua menggunakan  wawancara yang lebih detail dan dapat memberikan informasi yang lebih akurat.

Kesenjangan Empiris (emperical gap)

Berkaitan dengan temuan penelitian yang perlu dievaluasi atau diverifikasi secara empiris. Membahas konflik yang sampai saat ini belum ada penelitian yang secara langsung mencoba mengevaluasi subjek atau topik dari pendekatan empiris.

Contoh: Dua penelitian menunjukkan perbedaan temuan mengenai penyebab kecemasan. Penelitian pertama menggunakan metode kuantitatif dan menyimpulkan bahwa faktor genetik berperan besar, karena orang dengan riwayat keluarga kecemasan memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi. Sementara itu, penelitian kedua menggunakan metode kualitatif dan menyatakan bahwa faktor lingkungan, seperti kondisi tempat tinggal yang tidak aman atau tekanan kerja tinggi, lebih berpengaruh terhadap tingkat kecemasan.

Perbedaan ini menunjukkan adanya kesenjangan empiris, sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk mengevaluasi dan memverifikasi temuan keduanya.

Kesenjangan Teoretis (theoretical Gap)

Berkaitan dengan kesenjangan teori dengan penelitian sebelumnya. Jika satu fenomena dijelaskan melalui berbagai model teoretis, mungkin ada konflik teoretis. Periksa apakah salah satu dari teori tersebut lebih unggul dalam hal kesenjangan dalam penelitian sebelumnya.

Contoh: Dua penelitian menunjukkan perbedaan pendekatan teoretis dalam menjelaskan bagaimana siswa memahami konsep matematika. Penelitian A menggunakan teori konstruktivisme dan menemukan bahwa keterlibatan orang tua membantu pemahaman siswa, sedangkan Penelitian B menggunakan teori behaviorisme dan menyimpulkan bahwa metode pembelajaran yang terstruktur lebih efektif.

Perbedaan teori dan temuan ini menunjukkan adanya kesenjangan teoretis, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji keunggulan masing-masing teori atau menggabungkannya dalam memahami proses belajar matematika.

Kesenjangan Populasi (population gap)

Berkaitan dengan populasi yang tidak terwakili secara memadai atau kurang diteliti dalam basis bukti atau penelitian sebelumnya (misalnya, jenis kelamin, ras/etnis, usia dan etika)

Contoh: Dua penelitian meneliti efek suatu obat terhadap penyakit tertentu, namun dengan cakupan populasi yang berbeda. Penelitian pertama hanya melibatkan pasien berusia di atas 50 tahun dan menunjukkan bahwa obat tersebut efektif. Sementara itu, penelitian kedua menambahkan pasien di bawah 50 tahun dan menemukan bahwa obat tidak efektif pada kelompok yang lebih muda.

Perbedaan hasil ini menunjukkan adanya kesenjangan populasi, sehingga perlu penelitian lanjutan untuk memahami efektivitas obat pada berbagai kelompok usia.

Sumber:

Miles, D.A. (2017) A Taxonomy of Research Gaps: Identifying and Defining the Seven Research Gaps Methodological Gap. Journal of Research Methods and Strategies.
https://www.researchgate.net/publication/319244623