Mediapustaka.id – Jika kamu sedang mencari bagaimana cara membuat pedoman wawancara skripsi yang baik dan benar, maka kamu berada pada bacaan yang tepat. Artikel ini mengulas cara membuat pedoman berdasarkan teori yang telah kamu tulis pada BAB 3 Metode Penelitian – sub bab teknik pengumpulan data atau sumber data.
Sebelum lebih jauh membahas pedoman wawancara, saya mulai pembahasan mengenai apa itu teknik pengumpulan data melalui wawancara (interview)? dan apa itu pedoman wawancara (interview guide/ interview protocol)? bagaimana membuat pedoman wawancara kualitatif.
Wawancara
Dalam sebuah wawancara peneliti dapat melakukan face to face interview dengan informan, mewancarai mereka dengan telepon (Creswell, 2016: 254-266). Peneliti dapat melaksanakan wawancara secara langsung dengan informan, merekam wawancara dan menuliskan wawancara tersebut.
Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan peneliti jika sudah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Instrumen penelitian dapat disiapkan, berupa pertanyaan tertulis dan alternatif jawabannya juga telah disiapkan (Sugiyono, 2018:138).
Contoh:
Peneliti / pewawancara (P) melingkari salah satu jawaban informan/responden.
1.Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan perpustakaan kota X?
- Sangat bagus
- Bagus
- Tidak Bagus
- Sangat tidak bagus
2. dst.
Wawancara semistruktur
Wawancara semi-struktur dilakukan dengan informan terpilih untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, sebagian berisi pendapat, sikap dan pengalaman pribadi. Pertanyaan diajukan sesuai pedoman wawancara yang telah dibuat dan apabila jawaban kurang jelas akan ditanyakan kembali pada informan (Creswell, 2016: 254-266).
Jenis wawancara ini sering digunakan dalam skripsi-tesis, hal ini karena wawancara semi-struktur dengan jelas memberikan pemahaman pewawanca poin apa saja yang nanti akan ditanyakan kepada informan.
Contoh:
Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur (wawancara terbuka) yaitu, wawancara yang bebas, yakni peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara terbuka biasa digunakan untuk pertanyaan pendahuluan, bahkan untuk wawancara yang lebih mendalam tentang informan. Peneliti berusahan mendapatkan informasi awal berbagai isu/permasalahan pada objek penelitian sehingga peneliti dapat menentukan psati permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti (Sugiyono, 2018:140-141).
Contoh:
Bagimana pendapat bapak/ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini? dan bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani?
Wawancara daring
Wawancara daring adalah wawancara terstruktur, semistruktur atau tidak terstruktur yang dilakukan melalui media internet.
- sinkronus secara real time (melalui video, webcam, web conferencing, live chat, text atau pesan instan)
- asinkronus melalui email, rekaman video, microblogs, blog, wiki, atau kolom diskusi) (Dawson, 2020).
Contoh wawancara daring dilakukan secara sinkronus menggunakan aplikasi Zoom Meeting dan telepon via Whatsapp. Wawancara secara asinkronus dilakukan melalui Email dan chat Whatsapp.
Penutup
Membuat pedoman wawancara harus sesuai dengan teori yang digunakan, jika kamu memilih teori dari cresswell-silakan ikuti panduannya. Pedoman dibuat dimulai dari identitas informan (nama informan, waktu wawancara, metode wawancara), pertanyaan pendahuluan, pertanyaan inti, dan penutup.
Referensi
Creswell, J. W.2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset:memilih di antara lima pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, J. W.(2016). Research Design:Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif, dan campuran. Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dawson, C.( 2020), A–Z of Digital Research Methods. New York: Taylor & Francis.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. Bandung: Alfabeta.