Penelitian studi kasus: Definisi, karakteristik, jenis dan kekuatannya

Penelitian studi kasus berbeda dengan penelitian-penelitian lain yang berfokus untuk menjawab pertanyaan “apa”, “siapa”, “di mana”, “berapa banyak”, dan “berapa besar”. Penelitian studi kasus lebih komprehensif dan menyeluruh untuk menjawab pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”.

Yin (2009) menyebut tujuan penggunaan studi kasus tidak sekedar untuk menjelaskan seperti apa objek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut terjadi. Hal ini disebabkan pertanyaan semacam ini menuntut pelacakan tersendiri yang lebih mendalam, bukan sekedar frekuensi atau kemunculan.

Studi kasus harus ditelaah lebih jauh untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terhadap suatu kasus, sebagai berikut:

  • Apa yang dimaksud dengan studi kasus?
  • Bagaimana karakteristiknya?
  • Apakah kekuatan dan kelemahan studi kasus dibandingkan dengan penelitian lain?

Definisi

Studi kasus merupakan kajian mendalam tentang peristiwa, lingkungan dan situasi tertentu yang memungkinkan, mengungkapkan atau memahami suatu hal yang mungkin terlewati dalam survei yang luas (Sulistyo-Basuki, 2010).  Menurut Bogdan & Biklen (1982), studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.

Tujuan studi kasus yaitu untuk menggambarkan unit, bukan menguji hipotesis. Studi kasus banyak digunakan oleh para pembuat kebijakan dan para praktisi (profesional) di berbagai bidang sosial untuk memecahkan masalah secara sistematis dan didasarkan atas fakta-fakta empiris dalam konteks kehidupan nyata. Studi kasus bukan hanya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan “apa” (what) tetapi juga untuk menjawab pertanyaan “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).

Sehingga dapat dikatakan bahwa studi kasus merupakan pengkajian secara terperinci mengenai suatu hal yang diteliti dengan sasaran penelitian dapat berupa manusia, peristiwa, latar, atau dokumen. Studi kasus dapat pula dikatakan sebagai pendekatan untuk memahami keseluruhan pandangan hidup. Pendekatan studi kasus memiliki rentangan yang sangat luas, yaitu dari studi lapangan secara umum sampai dengan wawancara (interview) terhadap seseorang individu atau kelompok.

Karakteristik

Unit Analisis sebagai objek Penelitian

Unit analisis adalah sudut pandang peneliti dalam melihat sebuah “kasus” sebagai objek penelitiannya. individu, kelompok, dan organisasi dapat dianggah contoh kasus.  Ketika peneliti mengkaji siswa beprestasi, maka individu merupakan unit analisis. Jika peneliti mengkaji bagaimana organisasi menjadi lebih produktif ketika pajak dikurangi, maka unit analisisnya ialah tipe organisasi, dan bukan bagaimana potongan pajak dapat menghasilkan perubahan pada organisasi.

Kebanyakan peneliti menemui kekaburan dalam menentukan unit analisisnya. Oleh karena itu, menjadi penting bagi seorang peneliti untuk mendiskusikan kasusnya dengan para kolega. Ketika definisi sebuah kasus telah ditentukan, maka pembatasan kajian topik perlu diperhatikan. Jika unit analisisnya kelompok kecil misalnya, maka perorangan yang ada di dalam sebuah unit analisis harus dibedakan dengan perorangan yang berada di luar kelompok tersebut.

Kasus Bersifat Kontemporer

Peneliti studi kasus hanya memiliki peluang kecil atau tak mempunyai peluang sama sekali untuk melakukan kontrol terhadap peristiwa (Yin, 2009). Artinya, studi kasus sebaiknya dilakukan terhadap peristiwa atau gejala yang sedang berlangsung atau telah berlangsung, namun masih memiliki dampak yang dirasakan atau yang memiliki perbedaan dengan fenomena lain yang biasa terjadi.

Penelitian studi kasus kerap digunakan untuk memahami fenomena tertentu, di suatu tempat tertentu, dan waktu tertentu. Contohnya, tentang metode pengajaran matakuliah tertentu di lembaga pendidikan tertentu dalam waktu tertentu (yang masih dalam proses). Hal ini memungkinkan peneliti melihat secara langsung kasus yang ditelitinya sehingga proses pemahaman dalam diri peneliti dapat berjalan dengan baik.

Fenomena dalam Kehidupan Nyata

Penelitian studi kasus mengkaji semua hal yang terdapat di sekeliling objek yang diteliti, baik yang terkait langsung, tidak langsung maupun sama sakali tidak terkait dengan objek yang diteliti. Penelitian ini mencoba menggali sesuatu yang berkaitan dengan objek yang ditelitinya pada kondisi yang sebenarnya, baik kebaikannya, keburukannya, keberhasilannya,  maupun kegagalannya secara apa adanya.

Menggunakan Data Multi sumber

Penelitian studi kasus menghimpun berbagai data menyangkut objek untuk meningkatkan validitas dan realibitas penelitian. Enam sumber bukti yang dapat dijadikan pengumpulan data studi kasus antara lain dokumen, rekaman kegiatan (arsip), wawancara, observasi langsung, observasi partisipan, dan perangkat fisik (Yin, 2009).

Jenis

Menurut Yin (2009), penelitian studi kasus dibedakan menjadi tiga, yakni studi kasus deskriptif, eksplanatori, dan eksploratori.

Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Eksplanatori

Studi kasus eksplanatori atau eksplanatif bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih gejala atau variabel. Riset berlandaskan atas dasar pertanyaan “mengapa”. Orang sering tidak puas jika hanya mengetahui apa yang terjadi, bagaimana terjadinya, tetapi juga ingin mengetahui mengapa terjadi. Dengan melakukan jenis penelitian ini, maka akan dapat dijelaskan penyebab terjadinya suatu peristiwa. Untuk itu, berbagai variabel di luar masalah perlu diidentifikasi untuk mengkonfirmasi sebab terjadinya suatu masalah. Oleh karena itu, penelitian penjelasan ini juga disebut sebagai penelitian konfirmatori (confirmatory research) maupun penelitian korelasional (correlational research).

Eksploratori

Studi kasus eksploratori bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada. Penelitian eksploratori bersifat mendasar dan bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi, data mengenai hal-hal yang belum diketahui. Karena bersifat mendasar, penelitian ini disebut penjelajahan. Penelitian eksploratori dilakukan apabila peneliti belum memperoleh data awal sehingga belum mempunyai gambaran sama sekali mengenai hal yang akan diteliti. Penelitian eksploratori tidak memerlukan hipotesis atau teori tertentu. Peneliti hanya menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai penuntun untuk memperoleh data primer berupa keterangan atau informasi sebagai data awal yang diperlukan.

Kekuatan dan kelemahan

Metode studi kasus merupakan proses penelitian yang dilakukan dengan cara mengetahui objek sasaran penelitian dengan mendalam, sehingga mebuahkan informasi yang khusus dan berbobot dalam permasalahan yang dihadapi.

Kekuatan

Adapun kekuatan riset studi kasus sebagai berikut:

  • Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik dan hal-hal yang amat mendetail dengan metode analisis intensif yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna di balik fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.
  • Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat ketat.
  • Memiliki batas, lingkup, dan pola pikir tersendiri agar dapat menangkap realitas untuk menyajikan uraian yang menyeluruh mengenai hal-hal yang dialami pada kehidupan manusia sehari-hari.
  • Pada studi kasus yang baik akan memberikan pengetahuan proporsional atau dapat menghasilkan ilmu pengetahuan pada kasus khusus dan ekseperimental dari hasil studi.
  • Dapat menyelidiki setiap aspek kehidupan sosial (politik) secara mendalam, kecuali karena faktor tidak dimungkinkannya memperoleh keterangan, atau karena alasan keuangan, waktu dan tenaga.
  • Dalam studi kasus dapat digunakan berbagai cara pengumpulan data sehingga diperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya agar masalah itu dapat dipahami secara mendalam.
  • Studi kasus dapat menguji kebenaran teori, dengan cara mengumpulkan bukti untuk suatu pengembangan teori atau menyanggah teori.
  • Studi kasus dapat dilakukan dengan biaya yang rendah karena tidak memerlukan alat-alat yang khusus untuk melakukannya.
  • Informasi yang dihasilkan dalam studi kasus dapat sangat bermanfaat dalam menghasilkan hipotesis yang diuji lebih ketat, rinci, dan seteliti mungkin pada penelitian berikutnya.

Kelemahan

Adapun kelemahan riset studi kasus sebagai berikut

  • Karena lebih bersifat deskriptif, studi kasus dianggap kurang memberi sumbangan pada persoalan-persoalan praktis mengatasi suatu masalah karena kajiannya yang kurang luas.
  • Tingkat validitas hasil penelitian kerap diragukan kebenarannya, karena sasaran objek studi kasus relatif sedikit bahkan hanya satu kasus saja.
  • Kurangnya reliabilitas (ketelitian dan ketepatan teknik pengujian) atau yang berkaitan dengan tingkat kebenaran hasil yang diperoleh apabila studi yang sama diulang pada kasus lain di tempat dan waktu yang lain.
  • Kemampuan generalisasi (keadaan yang sebenarnya) yang rendah didasarkan dari penemuan-penemuan hasil yang bersifat umum, dan diperoleh hanya pada suatu keadaan tertentu saja.
  • Dari segi penelitian kuantitatif, studi kasus dipersoalkan dari segi validitas, reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mencari generalisasi.
  • Karena fleksibilitas desain studi kasus, ini memungkinkan peneliti untuk beralih fokus studi ke arah yang tidak seharusnya.

Kesimpulan

Studi kasus merupakan salah satu strategi penelitian yang dilakukan untuk mengkaji sebuah objek penelitian yang dipandang sebagai suatu “kasus” secara mendalam. Studi kasus, seperti halnya strategi-strategi penelitian lainnya, merupakan suatu cara penelitian terhadap masalah empiris dengan mengikuti rangkaian prosedur yang telah dispesifikasikan sebelumnya. Strategi penelitian ini bisa disajikan secara deskriptif, eksplanatori, maupun eksploratori.

Karakteristik studi kasus telah membedakan strategi penelitian studi kasus dengan strategi-strategi penelitian yang lain dalam ilmu-ilmu sosial. Meskipun studi kasus ini telah disoroti oleh para peneliti sebagai strategi penelitian yang lemah, namun pembahasan studi kasus telah membuktikan bahwa kritikan-kritikan yang diajukan ini salah arah.

Referensi

Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (1982). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Method. Boston: Allyn and Bacon.

Sulistyo-Basuki. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: Penaku.

Yin, R. K. (2009). Studi Kasus: Desain & Metode (M. D. Mudzakir, trans.). Jakarta: Raja Grafindo.

Credit:

Andini et al. (2015) Penelitian studi kasus. Malang: Universitas Brawijaya